Senin, 19 Desember 2011
Resolusi 2012
1. Proposal Bisnis Plan terlaksana
Beberapa bulan lalu dapat modal, namun masih belum berani ambil karena masih ragu dalam menjalankan ide bisnis yang ada disana. Deadline 31 Desember 2011 proposal kelar dan 1 Januari 2012 bisa running.
2. IP >= 3,5
4 semester sebelumnya masih di bawah standar, IP semester 5 dan 6 minimal harus 3,5. Sengaja gak matok lebih tinggi karena ini bukan fokus utamanya, hehehe
3. NOW mendapat 25 partner kerja
Perapian dan penyusunan pondasi awal memang sungguh berat, namun perjalanan yang diiringi semangat serta positif thinking akan memudahkan dalam peraihan hal-hal yang diinginkan. Ini adalah hobiku dan bisnisku. Go!
4. ITC punya banyak project
Awal yang baik di tahun 2011, tinggal istiqomah dan melewati masa-masa kritis dalam cobaan komitmen.
5. TRB 1 dapat nilai A
Tugas besar satu ini, hmmm.....seriusaaan...
6. Kerja Praktek di Jakarta
Mencari orang dan pengalaman yang mencerahkan...hehehe
7. TRB 2 juga dapat A
8. Himatekla punya desa binaan yang 'terbina'
Selama perjalanan susah memang, perjalanan dari satu desa ke desa yang lain, semoga di desa kali ini kami himatekla menemukan jodohnya, Ya Rabb mudahkan kami dalam memberikan kontribusi.
9. OCEANO 2012 menguntungkan semua pihak
Kalo kemarin defisit, tahun ini harus surplus. Kalo kemarin ROV menggebrak, tahun ini mengguncang nasional. Kalo kemarin mencari, pasca tahun ini OCEANO dicari.
10. L-29 lahir dengan kondisi terbaiknya
Proses pengaderan yang penuh canda tawa, penuh air mata, penuh kenangan, penuh cinta, penuh arti, penuh harapan, penuh doa, penuh cita-cita... Ridhoi lah RabbQ...
11. LPJ Himatekla 11.12 SUKSES dan berbekas penuh makna
12. Perubahan nuansa di jurusan tercinta
Speechless... Mewarnai tanpa harus terwarnai...
13. Kader Bahrul 'Ilmi meningkat 2x lipat
Wah, kalo ini sumber kekuatan utama ini... bismillah...
14. Hafal juz 29-30
16. Sekolah Peradaban
Sekolah Peradaban kembali berjalan dengan berjuta harapan dan impian. Di tangan kita masa depan bangsa!
17. Bisa ngontrak rumah sendiri
18. Menikah
Ada yang bilang terlalu cepat, ada yang bilang terburu-buru, ada yang bilang hanya bualan, ada yang bilang gak mungkin, ada pula yang bilang pasti bisa diwujudkan... Wallohua'lam... ibu sudah mengizinkan, dan bapak juga [walaupun hanya lewat mimpi bertemu bapak]. Semoga diberikan kondisi dan keadaan yang terbaik.
19. Selesai menulis 1 buku
Walaupun berat, namun tak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
20. Ikut LKMM TL
impian untuk menjadi alumni LKMM sudah di depan mata.
21. kuasai Autopipe
software yang mungkin sangat diperlukan nantinya..
22. Donatur Patriot
Patriot yang jalannya sangat panjang, somoga dapat bertahan.
23. Mengadakan pelatihan character building di Nganjuk
Ayo kontribusi nyata pada kota kita...
24. Bikin Karya Tulis
Ini ni yang cukup berat dalam hidup, menulis karya ilmiah bagaikan menulis di atas batuan yang keras dengan menggunakan lidi. *ah lebay.. bismillah...
25. Ikut pelatihan dan sertifikasi hypnosis
26. Ikut pelatihan kemenpora RI (lagi)
27. Punya koleksi 30 buku
28. Membaca 20 buku
Pasti maksa, tapi ini harus.. ^^b
29. Bertemu dan berkomunikasi dengan 5 tokoh nasional
30. Menguasai minimal 1 bahasa asing.
31. 3 besar MAWAPRES Jurusan
32. FIM
Biar tambah maknyus pelatihannya ikut an ini juga ah...
*Wah..masih mikir lagi lainnya... hehehe
Senin, 12 Desember 2011
Sabtu, 15 Oktober 2011
Menikah, boleh juga tuh...
Hari yang cukup melelahkan, lelah fisik, lelah hati, dan lelah pikiran. Bagaimana tidak? Agenda-agenda dari amanah yang sedang diemban cukup untuk menghabiskan semua bahan bakar dari sarapan tadi pagi.. Tugas yang menjemukan namun harus tetap dikerjakan. Melihat hiruk pikuk kampus yang sudah mulai membuat hati pegal. Para pemuda dengan kata-kata kotornya yang melayang, nongkrong di sepanjang pemandangan jalan, asap mengepul seperti asap-asap kendaraan di kota metropolitan. Ditambah panasnya Surabaya yang sepertinya cukup untuk digunakan memasak telur di tengah jalan yang beraspal.
Tidur menjadi salah satu alternatif yang bisa dipilih untuk menenangkan hati dan pikiran. Setelah menghadapkan diri kepada sang Pencipta Alam. Memang obat mujarab sholat dan puisi-puisi terindah dalam Al-Qur'an. Aku teringat pada sebuah acara yang mungkin bisa menjadi refreshing untuk beberapa hari terakhir ini. Sekaligus mungkin bisa menjawab kegalauan dalam hati beberapa waktu yang lalu. Kajian dari Ustadz Salim A Fillah dengan tema khasnya "nikmatnya pacaran setelah menikah".
Tepat di waktu yang telah ditentukan panitia, setelah asistensi tugas besar kuliah, kaki ini melangkah ringan menuju sebuah gedung cukup megah, gedung pasca sarjana sebagai tempat untuk kajian tersebut. Terlambat sih, tapi tidak mengurangi semangat dalam mencari rahmat. Dari Ust.Salim A Fillah dikisahkan cerita-cerita luar biasa mengenai para pemuda yang bisa membuat waktunya penuh produktivitas hanya karena 'ingin menikah'. Tentang teman beliau yang menyembunyikan kekayaan keluarganya lalu menjadi seorang pimpinan di salah satu rumah sakit swasta ternama di Jogja. Termasuk cerita tentang dirinya yang memiliki target menulis buku di semester pertama, best seller di semester kedua, jadi pengusaha di semester ketiga, dan menikah di semester keempat. Semua meleset kecuali target tahun keempat. Semester pertama justru beliau menjadi seorang pengusaha, semester ketiga baru menulis buku dan langsung best seller [kalo tidak salah], tahun keempat pas tepat.
Orang yang sudah meniatkan diri meyempurnakan separuh agamanya, maka yang dia pikirkan adalah bagaimana agar bisa mewujudkan keinginannya untuk menikah itu. Karena seorang istri adalah sebuah amanah, maka dia akan bekerja semaksimal mungkin untuk mencukupi kebutuhan calon keluarga kecilnya. Dia akan belajar dan mencari prestasi-prestasi terbaik untuk membanggakan calon keluarga kecilnya. Dengan begitu, secara otomatis orang yang sudah memantapkan hati untuk segera menikah akan menjadi sosok yang lebih produktif.
Jatuh cinta memang fitrah bagi setiap manusia. Ketika kita jatuh cinta, bukan berarti kita bisa mengekspresikan cinta itu semau kita. Karena tempat mengekspresikan cinta hanyalah lewat sebuah ikatan suci, yang mengikat dua hati, dua keluarga, ikatan yang menghalalkan dari yang sebelumnya haram, bahkan bisa mengubah dosa menjadi pahala ketika ada hal-hal yang ter/dilarang sebelum terjadi ikatan dilakukan setelah menjalin ikatan, sehingga semuanya bisa mengantar kita untuk merasakan dan mencicipi nikmatnya surga. Maka ketika kita jatuh cinta kawan, rumuskan visi. Yakin bahwa ketika ada sosok yang indah hari ini, maka kita berharap akan ada sosok yang lebih indah setelah hari ini, sehingga kita harus memperbaiki diri lebih baik lagi.
Al-Qur'an surat An-nur ayat 26 dapat kita ambil sebuah hikmah luar biasa, bahwasanya wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, sedangkan wanita yang buruk juga untuk laki-laki yang buruk. Maka sudah jelas bagi kita jika ingin mendapatkan pasangan yang baik, usaha kita adalah memperbaiki diri kita.
Pelajaran berikutnya adalah pada dasarnya nama pasangan kita sudah tertulis di lauhul mahfudz. Tinggal kita mau menjemputnya dengan cara apa? Cara yang halal atau cara yang haram? Maka sekali lagi yakinlah kawan, jodoh tidak akan pernah tertukar, tulang rusuk mana yang bisa ditukar dengan tulang rusuk lain? Tugas kita adalah memperbaiki diri kita. Karena tiap-tiap manusia tentu menginginkan pasangan yang sholeh[ah] dan menyholehkan. So, do the best to get the best!
Kajian yang singkat untuk sebuah tema menarik bagi para pemuda yang sedang mencari jalan kebenaran. Kesempatan bertanya juga terlewatkan, namun tak apalah mungkin suatu saat bisa terjawab pertanyaan-pertanyaan itu lewat forum dan pemateri yang lain.
Usai acara, Ustadz Salim A Fillah berjalan menyalami satu per satu peserta kajian. Sebuah hal yang sangat jarang dilakukan oleh seorang pembicara. Kemudian aku mengetahui ada Teman-nya temanku mengatakan sesuatu kepada beliau saat berjabat tangan. "Ustadz, ane rencana menikah semester 7, insya Allah. Sekarang ane sudah semester 5, kurang lebih 1 tahun lagi Ustadz..." Kemudian beliau tersenyum dan menjawab, "Oh ya? Barokalloh...." Aku pun mengamini doa yang diucapkan beliau dan ikut berdoa juga, "Barokalloh..." ^^
Sebuah perjalanan yang semoga menginspirasi perjalanan-perjalanan berikutnya untuk diriku pribadi dan orang lain nantinya. Mari kita belajar dari pelajaran Ali dan Fatimah. Yang keduanya bisa menjaga hati walaupun sebenarnya sebuah rasa cinta sudah dimunculkan di hati keduanya oleh Allah sebelum mereka menikah. Hingga akhirnya mereka baru tahu bahwa mereka saling mencintai setelah mereka sudah memiliki ikatan suci bernama pernikahan. [paragraf ini untuk yang lagi galau]
kesimpulannya: Menikah? Siapa takut! ^^
Rabu, 12 Oktober 2011
kaderisasi, emang penting ya?
Kaderisasi, sebuah hal yang cukup sensitif jika terdengar di kalangan warga kampus perjuangan. Banyak sekali persepsi-persepsi yang ada di benak kabanyakan orang. Mulai dari persepsi baik, cukup baik, hingga sangat buruk sekalipun ada disini. Tidak sedikit yang menganggap bahwa kaderisasi adalah sebuah ajang untuk perploncoan, sehingga mereka bersikap kontra pada kaderisasi. Namun, tidak sedikit pula yang sadar bahwa kaderisasi adalah sebuah hal yang wajib dilalui oleh setiap manusia untuk meningkatkan level kedewasaan seseorang sehingga mereka pun mendukung penuh keberadaan kaderisasi.
Tidak kita pungkiri bahwa cara-cara lama (baca: kekerasan dan perploncoan) masih tersisa dalam kaderisasi yang dilakukan di masa-masa ini. Namun, hal itu sudah jauh berkurang. Tidak lagi menjadi sebuah hal yang populer ketika kita menerapkan car-cara keras, sehingga banyak sekali orang yang berlomba-lomba menggunakan cara cerdas dalam melakukan pengaderan.
Di jurusan Teknik Kelautan ITS, dinamika yang ada sudah mengubah pola kaderisasi yang selama ini ada. Sama halnya dengan jurusan-jurusan lain sesuai kultur ITS dahulu, Teknik Kelautan juga sempat melewati masa-masa kaderisasi yang terkesan keras. Namun tidak untuk sekarang, semua sudah diarahkan pada cara-cara yang cerdas.
Sesuai dengan ranah tiap himpunan yang ada di ITS yang mengambil ranah keprofesian, maka diharapkan kader-kader jurusan Teknik Kelautan ke depan bisa memberikan kontribusi lebih di bidang kemaritiman atau kelautan. Indonesia yang notabene negara kepulauan dengan luas laut 3 kali luas daratan masih sangat kurang mendapatkan sentuhan di bidang kelautan. Ini membuat kita semua merasa miris ketika melihat Jepang, Norwegia, dan negara-negara lain bisa memajukan negara lewat kelautannya. Padahal negara-negara itu memiliki potensi yang tidak begitu sebanding jika dibandingkan dengan Indonesia. Kader-kader teknik Kelautan inilah yang nantinya akan mewarnai dunia kelautan Indonesia dengan segala keahlian dan kemampuan yang dimilikinya.
Ada beberapa sektor yang nanti bisa dipilih oleh sarjana Teknik Kelautan. Sektor yang pertama adalah sektor akademisi. Sektor ini memberikan peluang bagi para sarjana Teknik Kelautan yang lebih tertarik pada keilmuan bidang kelautan dan ingin mencetak kader-kader baru di bidang Kelautan, misal dengan menjadi dosen. Melalui sektor ini pula diharapkan akan muncul penemuan-penemuan baru untuk memajukan keilmuan di bidang Teknik Kelautan. Hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mencapai kesana adalah tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa baru untuk mencari tahu lebih dalam hal-hal yang dipelajari di Teknik Kelautan. Pengenalan laboratorium-laboratorium yang dimiliki oleh Teknik Kelautan dapat mendorong keingintahuan dan semangat dalam memajukan keilmuan ini.
Sektor kedua adalah sektor pemerintahan. Salah satu hal yang dapat dilakukan ketika memasuki sektor ini adalah tentang kebijakan-kebijakan yang diambil terkait bidang kelautan dapat disesuaikan dengan ilmu yang ada. Sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil tidak akan pernah memberikan dampak negatif kepada orang lain. Kalaupun harus ada dampak negatif sebagai resiko dari kebijakan yang diambil, dampak negatif tersebut adalah dampak negatif paling minim. Hal kecil yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan studi kasus-studi kasus yang diberikan kepada mahasiswa baru dan mendorong mereka untuk mencari solusi. Studi kasus dapat berupa kegiatan nyata sebagai simulasi atau berupa diskusi-diskusi untuk saling mengasah pemikiran tiap mahasiswa dan kemudian dapat beradu argumen satu dengan lainnya.
Sektor terakhir adalah sektor swasta. Sektor ini akan saya khususkan lagi dalam bidang kewirausahaan. Seperti yang kita tahu, dunia enterpreneur menjadi salah satu fokusan yang dapat diandalkan. Sektor ini juga dapat menyumbangkan kontribusi luar biasa bagi negara dan bangsa. Bagaimana tidak, suatu negara dapat dikatakan maju jika jumlah pengusaha yang ada di negar tersebut berjumlah 2% dari jumlah penduduk. Sedangkan sekarang jumlah pengusaha yang ada di Indonesia baru sekitara 0,18%. Masih belum mencapai angka sepersepuluh dari jumlah minimal jumlah pengusaha. Apalagi jika arah usaha yang dilakukan ini di bidang kelautan. Sperti yang kita ketahui bersama, kapal-kapal yang berlayar di perairan INdonesia adalah kapal-kapal asing. Bangunan-bangunan offshore yang ada di kelutan Indonesia juga milik perusahaan asing. Pertanyaannya adalah kapan kita bisa mendominasi wilayah perairan negara kita sendiri? Hal kecil yang dapat dilakukan adalah mendorong inisiatif dan kekreatifan mahasiswa baru melalui berbagai kegiatan. Keterampilan manajerial juga sangat dibutuhkan. Disiplin diri menjadi salah satu hal yang dipentingkan, karena kedisiplinan adalah modal dasar bagi para pengusaha.
Hal-hal di atas adalah tujuan-tujuan jangka panjang. Lalu harapan jangka dekat apa yang diinginkan melalui kaderisasi ini? Kaderisasi yang dilakukan disini diharapkan bisa mencetak kader-kader yang dapat membawa nama baik jurusan, ITS, dan bangsa. Kaderisasi yang dilakukan disini diharapkan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin di KM ITS, sekali lagi "pemimpin", bukan seorang "pemimpi".
Jurusan ini adalah jurusan yang kecil, fakultas ini adalah fakultas yang kecil. Namun semua hal itu tidak akan mengecilkan semangat dan motivasi kader-kader jurusan ini. Jurusan ini memnag kecil, namun semangat kader-kader jurusan ini sangatlah besar.
"Pemimpin yang besar bukan dilahirkan dari lingkungan orang-orang besar, namun dilahirkan dari sebuah perjuangan-perjuangan besar yang telah dilakukan."
@sekret himatekla FTK ITS
Senin, 19 September 2011
Serpihan Untaian Kata
Dinginnya malam itu di
kota pahlawan, tepatnya di kampus perjuangan, kampus tempat aku
mendapatkan pengaderan spesial. Aku melihat jam tangan yang setiap hari
melingkar di tangan, hampir tidak pernah lupa aku memakainya. Jarum
pendek ada di angka 8, sedangkan jarum panjang ada di angka 3. Pukul
20.15 tepat aku berdiri di samping motorku yang aku parkir di bundaran
kampus dekat masjid. Ah, sudah mulai sepi pikirku.
Tiba-tiba
jantungku berdesir, berdegup lebih cepat saat melihat seorang akhwat
berkaca mata yang aku kenal di sebuah forum beberapa waktu lalu.
Berjalan sendiri sambil membawa tas laptop batiknya, menunduk dengan
jilbab dan baju gamisnya, tak sedikitpun ada lekukan tubuh yang
terlihat. Begitu sopan, rapi, tidak seperti kebanyakan cewek sekarang
yang lebih sering menunjukkan lekuk tubuh walaupun dibalut dengan
pakaian yang tertutup dari atas hingga bawah, sama saja bohong pikirku.
Agak lama aku memandang dia berjalan, semilir angin menemani pandanganku
yang tertuju padanya, suara binatang malam menjadi alunan musiknya,
hingga akhirnya aku tersentak karena ada ranting pohon yang jatuh,
tertiup angin dan menampar mukaku. Sedikit keras, hingga aku meringis
kesakitan. Segera aku tersadar dan mengucap istighfar, aku sudah
melakukan kesalahan dengan memandangnya pekat. Aku malu pada diriku
sendiri karena kejadian itu, mungkin itu cara Allah menegurku dengan
kelembutan-Nya.
Aku membalik badan, segera menaiki motor
merahku yang sudah mulai kusam karena umurnya yang cukup tua. Baru saja
aku menyalakan mesin motorku, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara
motor yang sangat keras memekakkan telinga, diikuti dengan suara lembut
seorang gadis yang berteriak minta tolong. Aku menoleh ke arah sumber
datangnya suara. Sekarang di depan mataku, sedikit jauh di depan sana,
ada dua orang berpakaian hitam yang menjambret laptop akhwat berkaca
mata tadi. Spontan aku menarik gas motorku dan berusaha mengejar mereka,
berharap dapat mengambil kembali laptop itu.
Motorku
melaju kencang, berusaha berpacu dengan waktu. Sesekali aku melirik
speedometer yang ada di depan mataku. Jarum menunjuk angka 80. Terus
kupacu agar aku bisa mengejar mereka. Kini aku sudah berada di jalan
raya yang sangat ramai. Sepertinya mereka tahu bahwa mereka sedang aku
kejar, sehingga mereka juga terus memacu motornya secepat mungkin.
Kulirik speedometerku lagi. Sekarang sudah menunjuk angka 100. Diam-diam
aku bersyukur karena mesin motorku yang cukup tua itu masih bisa melaju
sekencang itu. Ah, bukan waktunya berpikir tentang hal itu. Segera aku
berkonsentrasi lagi, takut aku kehilangan jejak mereka di tengah
himpitan mobil-mobil yang juga melaju kencang. Mereka meliuk-liuk
melewati kendaraan-kendaraan yang jauh lebih besar dari motor kami. “Ciiiit…..!!!”
suara rem-rem mobil yang mereka dahului terdengar mencekam. Diikuti
dengan umpatan-umpatan si pengemudi mobil, semakin memanaskan suasana di
malam itu. Aku pun juga tidak ketinggalan dalam melakukan aksi
meliuk-liukkan badan di atas motor agar tetap seimbang. Bahkan tidak
jarang aku menurunkan kaki agar keseimbanganku tetap terjaga. Tetap
berpacu di tengah keramaian. Kulirik speedometerku bergerak naik turun
di sekitar angka 100.
Berpacu dengan kecepatan ternyata
tidak berpengaruh pada otakku yang mulai berperang dengan hati. Ada
sebuah pertanyaan besar yang tiba-tiba muncul di benakku. Alasan apa
yang membuatku mau mengejar para pencuri itu di tengah keramaian kota
seperti ini, bahkan nyawa sebagai taruhannya? Apa benar aku
bersungguh-sungguh ingin menolong saudaraku karena Allah? Atau aku hanya
ingin menarik simpati akhwat berkaca mata itu? “astaghfirullah…”
Berkali-kali aku menata hati, meluruskan niat agar tidak terjebak dalam
sebuah kesia-siaan. Otakku masih berpikir, melayang, dan tiba-tiba… “CCIIITTT…..BRAKKKK!?!”
Motorku menabrak mobil box dengan arah yang berbeda saat aku berusaha
menyalip mobil sedan yang juga melaju kencang. Aku merasakan benturan
yang sangat keras, helmku terpental, tubuhku melayang. Aku masih sempat
merasakan ada hembusan angin sejuk ketika tubuhku terpelanting jauh,
sebelum akhirnya ada mobil kijang yang menyambut tubuhku dari arah
berlawanan. Kepalaku terbentur keras di kaca mobil, kemudian tubuhku
terpental di jalan. Kepalaku terbentur di jalan, sedikit terseret kali
ini, aku masih berusaha melindungi kepalaku. Tubuhku terseret hingga
menubruk sesuatu, keras tepat di pinggangku. Aku melihat darahku
berwarna merah kehitaman mengucur di depan mataku. Kepalaku pusing,
seakan dunia ini berputar, berakhir dengan gelap sejauh pandangan
mataku.
Perlahan mataku membuka, gelap menjadi terang.
Kepalaku masih terasa pening. Aku melihat lampu kamarku masih menyala.
Rupanya aku ketiduran setelah menulis sebuah novel yang ingin segera aku
rampungkan bulan ini. “Alhamdulillah…. Allah masih memberikanku umur hingga pagi ini.”
Aku meludah kecil ke sebelah kiri tiga kali dan kemudian berdoa agar
Allah selalu memberikan perlindungan dan keselamatan untukku dan
keluargaku. Mimpi buruk itu membuat tubuhku dibasahi dengan keringat
dingin. Aku melihat jam dinding kamarku, jam menunjukkan pukul 3.20 dini
hari, hampir masuk waktu subuh. Segera aku bangkit dan mengambil air
wudlu dan aku akhiri sepertiga malamku dengan menyungkurkan wajahku ke
hadirat-Nya. Menyadari sepenuhnya bahwa aku bukanlah apa-apa..... ^^v
Senin, 18 Juli 2011
Gaulnya Mahasiswa Saat ini
Wah,
lama juga ane gak nulis gan. Semoga tulisan ane ini bisa memberikan manfaat
buat agan-agan semua. Ane mau nulis tentang apa yang sudah ane alami gan, bisa
dibilang berbagi pengalaman, atau malah bisa dianggep curcol gan. Hhe ^^
Pertama,
ane mau tanya gan. Agan-agan udah pada tau tentang PFM belum? PFM itu peran
fungsi mahasiswa gan. PFM ada 4, yaitu agent
of change, moral force, iron stock, and social control. Hayooo tau artinya
kagak gan? Upss....sori gan kalo masih ada yang belum tau, asal gak karena
terbentur TOEFL aja. (ane curcol nih gan, hhe). Sori kalo ane tanya hal ini dan
sok-sok an sebutin semua peran dan
fungsi mahasiswa. Faktanya, ada banyak sekali mahasiswa yang lupa akan peran
dan fungsinya gan. Mereka cuman fokus belajar tanpa mempedulikan orang-orang
sekitarnya gan. Mereka pikir, dengan mereka belajar serius, mereka telah
melakukan “apa yang seharusnya”
mereka lakukan. Karena dengan begitu mereka dapat IP yang bagus, kemudian bisa
lulus cepat (asal gak DO aja ya), kerja, dapat duit banyak, nikah dapet cewek
cakep, dan ini itu lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)