Social Icons

Sabtu, 29 September 2012

Warna-Warni Kampusku

Suara kendaraan bermotor itu menderu, bising, memekakkan telinga. Barisan panjang dengan kumpulan warna serupa diiringi bendera-bendera besar bergambar logo-logo himpunan penuh wibawa. Yel-yel serta pekikan-pekikan semangat meluncur bagai roket dari lidah-lidah mereka, tak peduli seberapapun panasnya kota Surabaya. Sebuah euforia yang ditampilkan oleh mahasiswa-mahasiswa kampus pahlawan ini untuk menyambut para wisudawan yang tengah berbahagia. Mendapatkan sebuah gelar baru, mendapatkan amanah baru.

Banyak masyarakat yang menunggu kehadiran mereka. Bukan untuk memenuhi lapangan pekerjaan yang ada, atau menambah jumlah masyrakat Indonesia yang lulus dari bangku perguruan tinggi. Namun, kehadiran mereka dinantikan untuk memberikan sebuah perubahan. Setidaknya mereka diharapkan dapat menyalakan secercah cahaya di tengah-tengah kegelapan. Harapan seperti ini tidak hanya digantungkan pada mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya, namun juga mahasiswa-mahasiswa yang tengah menjalani masa perkuliahannya.

Mengingat begitu besar harapan-harapan masyarakat terhadap mahasiswa inilah yang membuat hati ini berlutut merenungkan segala hal yang terjadi. Di kampus ini ternyata ada sebuah hal yang menjadi masalah pelik. Perbedaan pandangan, perbedaan prinsip, perbedaan visi, dan perbedaan cara dalam mewujudkan sebuah visi. Perbedaan inilah yang kemudian menjadi sebuah senjata ampuh untuk memecah persatuan dan kesatuan antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya.

            Kampus pahlawan ini ibarat rumah sakit sekarang. Memiliki bangunan yang sangat megah dan indah, namun di dalamnya terdapat banyak sekali orang yang sakit dan lemah. Pernah suatu masa kampus ini memiliki masalah integralistik. Setiap jurusan ingin terlihat lebih menonjol dari jurusan yang lain. Setiap jurusan ingin dilihat sebagai jurusan terbaik bagi yang lain. Sehingga menjadi sebuah hal yang wajar ketika ada mahasiswa yang bermasalah dengan mahasiswa lainnya hanya karena mempertahankan sebuah ide, “jurusanku lah yang terbaik. Itu gambaran masa lalu, dan sekarang hal itu sudah mulai berubah. Namun, sangat disayangkan saat perubahan itu ada, masalah integralistik itu hampir hilang sama sekali, muncul masalah baru lagi yang mengancam keutuhan keluarga kampus ini.

“Jika ada rakyat yang mengadu kepada dewan perwakilannya, itu adalah hal yang wajar. Namun bagaimana mungkin ada anggota dewan yang mengadu kepada rakyatnya?”

Itu adalah ucapan yang keluar di sebuah forum beberapa waktu yang lalu. Ucapan yang penuh kekecewaan dari “rakyat” kepada dewan perwakilannya, dewan perwakilan mahasiswa (DPM). Hal itu disampaikan di muka umum pada saat forum transparasi terkait pembentukan KPU (komisi pemilihan umum) oleh DPM. Sebenarnya cukup panjang permasalahannya jika diruntut dari awal. Pada dasarnya DPM sudah melakukan prosedur pemilihan dengan benar, namun masih dipertanyakan proses pemilihannya oleh mahasiswa yang ada di jurusan. Jawaban DPM atas pertanyaan itulah yang membuat masalah itu muncul. Ketidakpercayaan.

Sepertinya sudah menjadi rahaisa umum bahwa sekarang sedang ada perang dingin di dalam keluarga mahasiswa ITS. Dipungkiri atau tidak, “golongan-golongan” itu ada. Ada merah, kuning, hijau, biru, putih, bahkkan ada golongan orang-orang yang tak bergolongan. Berkembang di setiap jurusan dan lembaga. Setiap golongan memiliki tujuan masing-masing. Setiap golongan punya keinginan masing-masing. Inilah yang kemudian menjadi masalah baru setelah masalah integralistik yang pernah terjadi di KM ITS. Dan inilah yang menjadi salah satu sebab terjadinya kasus DPM di atas. Sekali lagi, mau dipungkiri ataupun tidak.

Apakah ini adalah sebuah masalah yang besar? Ya! Jika dibiarkan seperti ini terus, maka sampai kapan KM ITS benar-benar akan bersatu? Memberikan kontribusi secara maksimal untuk masyarakat dan bangsa ini. Mungkin bagi beberapa pihak ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang konyol, namun apakah sudah ada yang bisa menjawab dan memberikan perubahan atas pertanyaan-pertanyaan ini? Sekali lagi, menjawab dan memberikan perubahan, bukan hanya menjawab tanpa ada tindakan untuk mengubahnya.

“Mewujudkan keluarga mahasiswa ITS yang mandiri, professional, demokratis, dan dinamis yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan YME, nilai kejuangan sepuluh nopember serta nilai kerakyatan dalam rangka mempelopori pengembangan Ilmu Pengetahuan, Seni dan Teknologibagi kesejahteraan masa depan almamater, masyarakat, dan bangsa.”
(visi KM ITS dalam Mubes IV pasal 7)

Tidakkah kita bisa duduk bersama untuk membuat gerakan yang lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa? Tidakkah kita bisa melepaskan “jaket warna” kita sejenak untuk sebuah visi bersama? Bukankah akan lebih baik jika kita mau saling menghargai, saling memahami, dan saling melengkapi? Kedewasaan berpikir harus dibentuk dan diutamakan disini. Sulit? Memang. Tapi lebih baik segera kita nyalakan cahaya itu dalam kegelapan daripada kita hanya mengutuk kegelapan itu.
Kita patut yakin bahwa setiap mahasiswa memiliki visi yang luar biasa besar untuk bangsa ini. Begitu pula “golongan-golongan” yang ada. Hanya jalan dan cara yang ditempuh saja yang berbeda. Akankah lebih indah jika jalan yang diambil adalah jalan yang saling melengkapi? Konstruktif, bukan destruktif! Setelah itu mari kita rasakan perubahan itu di kampus ini, setelah itu mari kita berikan energi positif pada masyarakat dan bangsa ini. Kita jawab harapan masyarakat kepada kita saat kita bergelar sarjana dan mahasiswa. Bukan hanya euforia saat wisuda semata yang kita berikan, tapi kebermanfaatan yang bisa kita sampaikan.

"Lepaskan sementara “jaket warna”-mu jika sudah berbicara dan berjuang demi KM ITS yang satu!"

Jumat, 27 Juli 2012

Berkendara feat Muraja'ah






Sebuah pertanyaan dulu sebelum lanjut membaca tulisan ini, saya ingin bertanya beberapa hal:

.Sudahkah membaca Al-Qur'an hari ini?
.Sudahkah menambah hafalan Anda hari ini?
.Sudahkah membaca terjemah Al-Qur'an hari ini?
.Sudahkah mentadaburi Al-Qur'an hari ini?

Yah, pertanyaan itu muncul karena saya akan berbicara tentang Al-Qur'an dan muraja’ah (mengulang kembali-hafalan-Al-Qur’an). Wah, pasti berat nih bahasannya. So, siapkan dulu mental dan fisik Anda sebelum membaca ini sampai selesai (huh, apaan sih?). Tenang, insya Allah bacaan yang ringan koq, karena status di atas bisa kita maknai dengan sederhana dan simple, se-simpel hubungan loe sama gua. Hha

OK, saya ingin bertanya lagi, apa yang biasanya kawan-kawan lakukan saat ada waktu luang? Misal: nunggu teman, nunggu jemputan, nunggu berkas yang harus ditandatangani, *upss… termasuk ketika nyetir motor/mobil. Nah, kita bahas salah satu aja dah. Seringkali ketika kita nyetir motor/mobil, kita menghibur diri dengan nyanyi-nyanyi, melamun, atau meng-galau geje. Seru sih, tapi tahukah kawan ada yang gak kalah seru namun manfaatnya juga pasti dijamin jauh lebih seru? Bayangkan jika kita berkendara (ntah berkendara dengan kendaraan yang setirnya lurus atau kendaraan yang setirnya bunder) lalu kita membasahi lidah kita dengan lantunan ayat-ayat Allah. It's the real 'multitasking'! 

Kita tahu sendiri bagaimana keutamaan membaca Al-Qur'an. Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran ), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi).

Selain itu, sesuai dengan lagu obat hati yang seringkali kita dendangkan. Bukankan salah satu obat hati adalah membaca Al-Qur’an dan memahami maknanya? Jadi, pas banget tuh buat loe-loe yang lagi galau, ntah galau cinTA atau galau TA. Daripada pelampiasannya kebut-kebutan di jalan, teriak-teriak gak jelas sepanjang jalan, mending kan baca Al-Qur’an. Dijamin, maknyesss segerrr… ^^

Nah, sekarang  yuk coba kita bandingkan. Ketika kawan-kawan berkendara sambil bernyanyi, kawan-kawan dapat apa saja? Mentok jedhok natap tembok itu juga buat senang hati doank, tapi senangnya bukan kesenangan hakiki, jelas itu. Karena kesenangan yang hakiki itu hanya bisa didapat dari Allah dan dengan cara yang diajarkan Allah dan Rasulullah.

Eittss…tidak perlu banyak cing-cong ini-itu. Sudah jelas dan mutlak bahwasanya membaca Al-Qur'an itu lebih baik dari hanya sekedar menyanyi, apalagi melamun dan mengalau geje.

Oke, sekarang pasti ada yang bertanya atau bergeming. Itu hanya akan bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya hafalan. Saya jawab: "Ya makanya, biar bisa begitu, kawan-kawan juga harus mau menghafal!" Jika kawan-kawan mengatakan susah, tuh banyak orang-orang yang belajar dan menghafal Al-Qur'an, nyatanya mereka juga bisa. Kalo tidak percaya, pergi aja ke Masjid Manarul ‘Ilmi, masjidnya orang ITS. Disana kawan-kawan akan menemui mahasiswa-mahasiswa yang sedang sibuk. Bukan sibuk ngurus anak atau sibuk yang lain, mereka sedang sibuk menghafal atau setoran hafalan Al-Qur’an. Tidak hanya orang dewasa, anak kecil pun juga. Ada segerombolan anak-anak kecil (SD-SMP) yang mereka tadarus Al-Qur’an, cuman tadarusnya beda, mereka tadarus tanpa membaca Al-Qur’an. Nah, terus gimana dunk? Mereka membaca hafalan yang sudah mereka punya. Nice, kalo mereka bisa, pasti kita juga bisa. Sama-sama makan nasi. Dan…. Masak kalah sama anak-anak?? ^^v

Gengsi mamen.... Makan tuh gengsi! haha... Demi kebaikan sendiri koq gengsi. 

So, finally... Gak ada salahnya koq menghafal Al-Qur'an. Kalo gak sekarang, kapan lagi? Mumpung pas ketemu bulan Ramadhan, bulannya Al-Qur'an, bulan menuju kemenangan. Lalu, praktekkan tuh…mengisi semua waktu luang kita dengan Al-Qur’an. Siapa tau kan pas lagi asyik-asyik baca/muraja’ah Al-Qur’an, eh malaikat Izra’il datang. Nah, insya Allah Surga itu, aamiin…

Yuk kita sambut cinta dan ridho-Nya Allah kepada kita. (Lhoh, koq sambut? Iya karena memang "default"-nya Allah mencintai kita, tinggal kita mau menyambut cintanya Allah itu atau tidak). ^^
Wallohua'lam bishowab... 

Jumat, 06 Juli 2012

Bertahan Di Sana (bebas memaknai karya)

Setiap manusia jelas sudah dipersiapkan Allah tentang jodohnya. Termasuk masing-masing dari kita. Pertanyaannya adalah 'siapa'?

Seseorang yang sudah tertulis di Lauhl-Mahfudz, namun kita tidak akan pernah tahu siapakah dia, hingga Allah mempertemukannya dengan kita. Yang jelas, kita harus mempersiapkan diri untuk menjemputnya. Mempersiapkan niat dalam hati, mempersiapkan visi, mempersiapkan bekal untuk dia dan anak-anak kita nanti. Terlepas persiapan itu harus dilakukan di tempat yang jauh, dalam waktu yang lama, dan memerlukan usaha yang begitu besar dan berat. 


"Tunggulah aku wahai bidadari yang sudah dipersiapkan Allah untukku, aku akan mempersiapkan diri untuk kebahagiaan kita di dunia dan akhirat nanti. Mempersiapkan keluarga yang siap menghamba dan mengabdi kepada ilahi. Aku yakin perbaikan diriku juga engkau imbangi dengan perbaikan dirimu disana. Sampai jumpa di sebuah tempat dan waktu terindah untuk menggenapkan separuh agama kita, lalu bersama-sama kita menguatkannya...."



Dinda apa kabar kau di sana

Lelahkah menungguku berkelana
Lelahkah menungguku kau di sana


Sayang, aku kan segera pulang

Tunggu aku dengan senyuman itu
Tunggu aku dengan senyummu itu


Bila waktu itu telah tiba

Coba kenakanlah mahkota itu
Coba kenakanlah mahkota itu
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/sheila_on_7/bertahan_di_sana.html ]
Masih banyak yang harus ku cari
Tuk bahagiakan hidupmu nanti


Bisa bertahankah kau di sana

Bisa bertahankah sayang
Coba bertahanlah kau di sana
Coba bertahanlah sayang


Bisa bertahankah kau di sana

Bisa bertahankah sayang
Coba bertahanlah kau di sana
Coba bertahanlah sayang


Coba bertahanlah

Bertahanlah kau di sana
Coba bertahanlah sayang


       (Sheila on 7)

-bebas memaknai karya-

Sabtu, 30 Juni 2012

Janji Kader Himatekla

Kami, kader-kader Himatekla berjanji:

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bersumber kepada-Nya
  2. Melaksanakan peran dan fungsi mahasiswa sebagai pengabdian terhadap bangsa
  3. Memupuk solidaritas dan menjaga semangat kekeluargaan dalam Himatekla
  4. Mempertinggi prestasi untuk membangun kemaritiman Indonesia
  5. Menjaga nama baik Himatekla, ITS, dan Indonesia
*(ini adalah usulan pribadi yang belum pernah disampaikan, hehe)

Minggu, 10 Juni 2012

Hidup dan Mati Kami Ada di Genggaman-Mu Ya Rabb

bismillah...

Selasa, 5 Juni 2012 tidak pernah terpikir olehku akan mengalami kejadian yang cukup banyak diambil hikmahnya. Pagi di hari Selasa itu aku ditelpon ibu, saling bertanya kabar dan terjadi sedikit percakapan tentang tanggal 6 Juni, sebuah tanggal dimana aku pertama kali menghirup udara dan indahnya dunia ini.

Siang harinya aku beranjak ke kampus, masih santai belum terpikir apapun. Hanya saja aku teringat hari itu aku harus pergi mengajar les privat di daerah Semolowaru Elok. Yah... aku lekatkan di ingatanku jam 17.00 aku harus sudah di rumah adik lesku untuk belajar. Sembari menunggu jam 5 sore, aku pergi ke jurusan sebelah untuk sekedar menyapa dan melihat kampanye calon ketua himpunan.

Di tengah-tengah riuh kampanye calon ketua himpunan tetangga, aku melihat jam di handphone: 16.47, sudah harus berangkat. Aku bergegas pergi ke parkir jurusan untuk mengambil motor dan segera pergi ke rumah adik lesku. Di tengah jalan, ada sms masuk. Dari ibu adik yang aku ajar. "Mas, jadi bisa ngajar?" Tangan kiriku segera mengetik balasan, "Iya bu, ini sedang di jalan"

Sampai di rumah tempat aku mengajar, ternyata rumah sepi, hanya terlihat 2 orang anak di dalam. 3 kali aku mengucap salam dan mengetuk pintu gerbang dengan kontak motorku. Tidak lama kemudian muncul adik yang akan aku ajar, Fadhil. Dia kelas 2 SMP, namun dia berbeda dengan teman-teman seumuran dia yang lain. Dia cenderung diam dan penakut. Ibu nya pernah bercerita bahwa si Fadhil memang demikian, 'berbeda' dengan yang lain sehingga aku harus memberikan perlakuan khusus padanya. Namun, spesialnya anak ini, dia berbakat dalam hal bermusik. Sekali mendengar sebuah lagu, dia bisa langsung menebak chord dari musik itu, tanpa sedikit pun memegang alat musik. Dan uniknya tebakannya itu BENAR.

Langsung aku masuk ke dalam rumah setelah dia mempersilakan, dan seperti biasa kami langsung naik ke lantai 2 rumah itu. Di lantai 2 ada studio musik ukuran 3x5 meter tempat kami les. Sebelum masuk ke studio musik itu ada sebuah ruangan sebagai tempat menyetrika dan menyimpan pakaian, sekaligus sebagai 'gudang'. Untuk naik ke lantai 2 kami harus menaiki tangga yang sangat sempit, tidak lebih dari 50 cm. Ibarat pakaian, tangga itu adalah pakaian yang press body.

Waktu terasa berlalu begitu cepat. Rasanya baru saja aku mengajar, sudah terdengar adzan maghrib. Yah, setelah aku memberikan sedikit materi tambahan dan latihan soal, aku izin ke Fadhil untuk pergi sholat terlebih dahulu. Biasanya setelah aku sholat, Fadhil gantian sholat sedangkan aku mengoreksi hasil pekerjaannya. *sebenarnya ingin sekali aku mengajak dia untuk sholat jama'ah, namun  apa daya, tempatnya tidak ada. Tempat sholat di rumah itu hanya sebuah papan seluas sajadah lebih luas sedikit.

Usai kami sholat, tiba-tiba lampu mati. Bukan karena pemadaman, tapi karena 'listriknya tidak kuat', bahasa kerennya "njegleg". Setelah itu dinyalakan lagi (sama adik yang paling kecil yang berada di lantai 1), tapi njegleg lagi. Seingatku hingga 3 atau 4 kali seperti itu. Hingga yang terakhir lama sekali tidak menyala lagi. Akhirnya aku minta Fadhil untuk melihat adiknya. Barangkali ada yang perlu dibantu. Namun, saat dia membuka pintu studio dia tersentak hingga tubuhnya mundur sambil berteriak.

"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.... api Mas api... !!!"

Seketika aku berdiri dan membuka pintu. Seperti yang dilihat Fadhil, ada api yang sudah sangat besar memakan habis ruangan tempat menyimpan baju-baju itu. Suara gemuruh api dan angin menjadi satu membuat suasana panas itu menjadi semakin panas. Api yang memakan kayu-kayu dan benda yang ada disana terdengar seperti pepohonan yang akan roboh. Semakin lama semakin keras terdengar. Aku tutup lagi pintu itu hanya sekedar untuk memperlambat jalannya api masuk ke dalam ruangan studio musik. Perasaanku tidak karuan waktu itu. Namun ada satu hal yang sedikit membuatku lebih tenang. Istighfar yang senantiasa keluar dari bibir Fadhil.

Aku mencoba membuka pintu itu lagi untuk mencari celah, mungkin masih ada yang bisa digunakan untuk jalan lari. Dan... menurutku ada! Harapan itu muncul, aku gandeng tangan Fadhil. Tanpa aku lihat wajahnya, aku bertanya padanya.

"Dek, kamu bisa lari?"
"Ndak tau mas....."  Jawabnya ragu.

Mengetahui dia ragu, aku mengurungkan niatku untuk lari. Aku berpikir dua kali. Resikonya juga besar. Kalo nanti jatuh dari tangga bagaimana? Kalo nanti Ada balok kayu yang terbakar jatuh bagaimana? Namun, kalo tidak lari mau lewat mana lagi?

Pikiranku terus berkecamuk.Ditambah lagi, suara adik Fadhil yang berteriak di bawah terdengar semakin lama semakin keras.

"Tolong, tolong, tolong!!! Mas Fadhil, mas Fadhil....!!!"

Terlintas di pikiranku, jika aku bertindak sesuai prosedur keselamatan dalam sebuah musibah, maka aku harus menyelamatkan diri terlebih dahulu. Itu artinya aku harus meninggalkan Fadhil sendirian. Tapi... aku tidak bisa!!!

Kembali aku tutup lagi pintu itu. Sebentar kemudian aku buka lagi, kali ini aku ingin mencari celah kedua. Berharap api sudah semakin kecil. Namun sebaliknya, saat aku membuka pintu justru asap hitam masuk ke dalam studio. Membuat ruangan yang gelap tanpa ventilasi itu semakin pengap dan sesak. Aku mengajak Fadhil ke pojok studio menjauhi daerah yang sudah termakan api.

Aku tak pernah melepas gandengan tanganku ke lengan Fadhil. Sejumlah bayangan berkeliaran di otakku.

....Nanti kalo benar-benar sudah tidak bisa apa-apa, aku akan dekap Fadhil, aku gunakan tubuhku untuk melindungi tubuhnya.
....Wajah ibu yang hanya memiliki aku saat ini, akankah menemui kabar tidak mengenakkan tepat tanggal 6 Juni?
....Akankah aku berakhir disini??
....Akankah kawan-kawanku besok akan mendengar kabar aku telah tiada???

Pikiran-pikiran itu semakin memenuhi ruangan di otakku. Hampir saja aku putus asa. Di penghujung keputusasaanku, aku melihat sebuah kaca buram yang digunakan untuk menambah cahaya dalam ruangan. Ketika melihat itu, lantas keluar pertanyaan dari mulutku dengan setengah sadar.

"Dek, ada pintu lain ndak?"
"Ada mas, tapi gak pernah di pake, di ujung sana."

Mendengar jawaban itu, bergegas semangatku pulih, ada secercah harapan di dalam ruangan itu. Aku mencari-cari di daerah yang dimaksud Fadhil. Rupanya sudah ditutup dengan lapisan kedap suara dalam studio. Sehingga aku harus membongkarnya. Pelan tapi pasti, aku menemukan gagang pintu itu. Aku tarik ternyata masih terhalang karpet. Aku bereskan karpet yang cukup tebal itu agar pintu bisa segera dibuka. Setelah berhasil terbuka ternyata masih ada satu pintu lagi. Pintu ini terkunci!!! Aku berusaha mendobraknya. Dobrakan pertama gagal. Kembali terlintas bahwa harusnya aku bisa dengan mudah membuka pintu itu, gunakan positive thinking dan lanjutkan dengan jurus karate. Ya, dobrakan kedua dengan sekali tendang, dan dengan seizin Allah, alhamdulillah...  Pintu terbuka. Aku melongok keluar, disambut atap rumah tetangga Fadhil. Segera aku bantu turun si Fadhil. Tetangganya membantu dari bawah.

Ketika akan turun, aku teringat ada sesuatu yang tertinggal. Tas, jaket, dan laptop ku tertinggal di studio. Segera aku lari kembali lewat atap rumah, lewat pintu yang sudah jebol, dan bergegas aku mencari dan mengambil barang-barangku. Allah masih berkenan memberikan aku kesempatan hidup. Aku berhasil lolos dari jebakan api itu. Tak selang beberapa lama setelah aku turun, api sudah masuk ke dalam studio.

Aku menunggu di bawah, menenangkan Fadhil dan adiknya sembari menunggu Ibu dan Bapaknya datang. Syukur alhamdulillah, ujian ini telah terlewati. Sepulang dari kejadian itu, mulutku seakan terkunci. Aku teringat dosa-dosa yang pernah aku perbuat. Aku malu! Allah saja masih mau menyelamatkanku di penghujung keputus-asaannku. Lalu dimana aku menempatkan Allah di hatiku selama ini? Ya... Hidup dan Matiku (serta kita semua) ada di genggaman-Nya. Tak pantas kita sombong, tak pantas kita membanggakan dan memuji diri sendiri.

Kita telihat baik, karena memang Allah masih belum membuka kehinaan kita. Semoga kita bisa menjadi lebih baik, karena kita mau berbenah dari segala kelemahan dan kekurangan kita.

Wallohu a'lam bishshowab...

                                          
                                                             foto rumah pasca kebakaran

Beritanya ada disini.

Selasa, 22 Mei 2012

Rindu Ramadhan



Bismillah...

Aroma Ramadhan sudah tercium lo... how about you?

Sekarang sudah bulan Rajab. Dulu para sahabat berdoa, "Ya Allah Ya Rabb, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan." Ingin tumpah rasanya nih air mata ketika membaca dan mengamalkan doa itu.

Betapa indahnya bulan itu,
Betapa sejuk hati di bulan itu,
Betapa banyak orang yang bersukur bisa menemui bulan itu,
Betapa sering Al-Qur'an dibaca semerdu-merdunya di bulan itu,

Bulan dimana Al-Qur'an dulu diturunkan,
Bulan dimana di dalamnya ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan,
Bulan dimana Allah menutup pintu neraka serapat-rapatnya,
Bulan dimana Allah membuka pintu surga selebar-lebarnya,

Bagiku...
Ramadhan memiliki tempat tersendiri di hati...

.Ramadhan pernah menggoreskan tinta indah penuh kenangan bersama Tias, adikku. Berlomba memperbanyak bacaan Al-Qur'an, berlomba memperbanyak hafalan doa, berlomba memperbanyak kebaikan yang lainnya. Sekarang dia sudah kembali pada-Nya, semoga Engkau memberikan tempat terindah di sisi-Nya.
.Ramadhan juga bulan yang dipihkan oleh Allah untukku melakukan sebuah perubahan besar yang hingga detik ini aku bisa bertahan. Mempercayakan kepada-Nya 3 hal yang memang sudah menjadi bagian-Nya.
.Ramadhan punya banyak cerita. Cerita pondok Ramadhan ketika SD,SMP,dan SMA. Semua masih lekat kuat di benak. Ah, bagaimana rasanya berbagi, bagaimana rasanya ketika dapat kiriman buka puasa dari teman-teman saat pondok Ramadhan, bagaimana rasanya makan di satu tampah besar bareng kawan-kawan Majelis Ta'lim Nurul Iman, bagaimana rasanya menyiapkan buka bersama di Gempa Smada, cerita memperoleh banyak teman dan serasa dipersaudarakan lewat Kobar (buko bareng) di Manarul 'ilmi oleh kawan-kawan RDK.
.Ramadhan juga memberikan kesan tersendiri saat Dia memanggil bapak ke haribaan-Nya. Tepat di dalam lingkar tangan pelukanku, tepat saat aku membacakan surat-surat indah dari-Nya di dekat telinga beliau. Semoga Dia mengampunkan segala dosa beliau, menerima segala amal ibadah beliau, dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya.

Lebih daripada itu, Ramadhan memang punya kesan yang tak akan pernah habis diungkapkan dalam kata dan tulisan.

Semangat menyambut Ramadhan. Semangat menyambut kemenangan.
Prepare dari sekarang ya...

Terinspirasi dari para sahabat yang merindukan kedatangan Ramadhan dan bersedih ketika akan meninggalkan bulan Ramadhan. Semoga Engkau sampaikan kami pada bulan mulia-Mu itu ya Rabb...

Senin, 05 Maret 2012

Rabithah



Sesunguhnya Engkau tahu bahwa hati ini t'lah berpadu, berhimpun dalam naungan cinta-Mu
Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syari'at dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya, kekalkan cintanya, tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahyamu yang tiada pernah padam, ya Rabbi bimbinglah kami...
Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakkal padamu
Hidupkan dengan ma'rifat-Mu, matikan dengan syahid di jalan-Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Kamis, 01 Maret 2012

Strategi BERBAHAYA!


Memang terkadang kita harus mengalah untuk bisa mengerti mereka labih jauh...
Memang terkadang kita harus bersabar untuk bisa mengubah cara berpikir mereka...
Ini berbicara tentang sebuah pengorbanan untuk melancarkan sebuah kata, yaitu "ajakan"

Mungkin bagi beberapa aktivis dakwah, mereka sudah merasa cukup ketika mereka sudah menjaga mentoringnya. Atau sudah merasa cukup karena sudah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran pada 'teman-teman'nya saja. Padahal banyak sekali orang-orang yang masih membutuhkan sentuhan "ajakan" ini. Pada dasarnya mereka merindukan sebuah kedamaian batin, namun mereka tidak tahu apa yang bisa mendamaikan hati mereka. Ini tugas siapa? Ini tanggung jawab siapa?

Perlahan tapi pasti, kita menutup diri dari mereka. Secara tidak kita sadari kita meninggalkan mereka. Kita mempersholeh diri kita sendiri tanpa mempedulikan mereka. Kita berpikir mereka sudah menentukan pilihan hidupnya, padahal mereka masih mencari-cari jalan mana yang benar, jalan mana yang bisa mengantarkan mereka ke kedamaian sejati.

Aku terinspirasi dari salah satu kawan satu pesma yang bisa menjaga hubungan baik dengan mereka. Sosok yang memang bersahabat. Dapat berbagi dengan siapapun yang dia temui. Yang langsung menganggap 'sahabat' setiap orang yang pernah dia temui. Al-hasil, banyak orang yang kita anggap tidak bisa di'ajak' menjadi bisa di'ajak',mentoring dan sholat berjamaah misalnya. Bisa diajak untuk mengarungi jalan ini 'bersama'.

Ternyata benar, ketika kita mau terbuka dan sedikit mengikuti alur yang ada pada diri mereka, aku yakin kita akan terbelalak.  Mereka benar-benar membutuhkan sentuhan ini. Jika kita menutup diri dari mereka, lalu bagaimana pertanggungjawaban kita nanti?

Share pengalaman, namun pengalaman ini tidak untuk ditiru. Sekali lagi TIDAK UNTUK DITIRU! Pengalaman ini terinspirasi oleh sebuah novel yang di dalamnya diceritakan ada seorang akhwat yang berani pacaran dengan salah satu pemain basket idaman di sekolahnya. Banyak kecaman, namun itu dia lakukan semata-mata untuk mengetahui sejauh mana mereka membutuhkan sentuhan 'ajakan' dari kita. Namun, disana diceritakan selama dia menjalani hubungan itu dia tetap terjaga dari hal-hal yang dilarang, karena dia sudah paham apa yang harus dia lakukan.

Lanjut pada share pengalaman: Bermula dari sering berbincang dan berdiskusi. Berlanjut dengan menirukan sedikit bahasa yang biasa mereka gunakan, termasuk intonasi dan nada bicara. Dari pendekatan ini, mereka bisa menerimaku. Cara menyampaikan sentuhan ajakan tidak bisa langsung frontal memang, perlahan tapi pasti. Harus rela tidak sholat di awal waktu demi bisa mengajak mereka sholat berjamaah denganku. Berlanjut dengan 'cangkruk-cangkruk' yang awalnya akan membuat orang-orang yang tidak biasa 'cangkruk'an merasa sangat tidak betah, termasuk aku. Namun, harus dipaksa untuk betah. Dari 'cangkruk' an itu muncul diskusi-diskusi yang berhubungan dengan mengenal islam, Rasul, dan Allah lebih dalam. Karena disana ada aku yang mereka kenal sebagai salah satu anak kajian, maka secara otomatis orang yang dijadikan sebagai rujukan adalah aku. Coba bayangkan ketika tidak ada aku atau kita disana, siapa yang akan jadi rujukan? Aku yakin diskusi tidak akan terarah karena mereka hanya akan menerka-nerka dengan kata 'mungkin'. Berlanjut dengan ikut menyalakan rokok (*ingat ini BUKAN UNTUK DITIRU). Sebuah strategi hanya dengan menyalakannya saja tanpa menghirupnya lagi setelah itu. Membiarkan mereka melihat bahwa aku sama dengan mereka. Maka, dengan gamblangnya mereka bercerita dan membuka situs-situs dewasa. Alibi yang mereka keluarkan adalah itu mereka lakukan dalam rangka untuk belajar. Semakin lama semakin dalam. Hingga suatu malam, aku datang ke suatu tempat dimana mereka biasa berkumpul. Aku melihat ada segelas minuman seperti air teh. Awalnya aku memang mengira itu air teh, tapi aku merasa aneh karena ada busa yang cukup banyak di atasnya. Setelah sekian menit, minuman itu digilir. Setelah habis, ada salah satu orang yang mengeluarkan botol. Ternyata yang aku lihat tadi memang bukan teh, melainkan minuman keras. Mungkin masih banyak yang telah mereka lakukan selain yang sudah aku tahu. Semoga Allah senantiasa memantapkan langkah kaki kita pada jalan-Nya yang lurus, dan memberikan kekuatan kita untuk tetap melanjutkan 'ajakan' kita kepada semua orang yang ada di sekitar kita. aamiin... 

Sekali lagi pertanyaan yang aku tanyakan pada kawan-kawan aktivis dakwah. Tugas siapa kah itu? Tanggung jawab siapa kah itu?

Jika kawan-kawan masih bingung, siapa yang aku maksud dengan kata 'mereka', maka aku jawab 'mereka' adalah orang-orang yang belum berada di sekitar kita saat kita mentoring, saat kita melakukan kajian, saat kita sholat berjamaah. 'mereka' adalah orang-orang yang ada di sekitar kita, teman-teman kita yang biasa 'cangkruk'. 'mereka' adalah orang-orang yang terjerumus pada hedonisme. Yuk, perluas 'ajakan' kita. Banyak sekali orang-orang yang membutuhkan sentuhan itu. Bismillah....

Selasa, 21 Februari 2012

Semua Akan Dibayar LUNAS!

Ya Allah... memang benar aku sudah terlalu 'sibuk'... sampai-sampai untuk menghafal dan belajar lebih dalam firman-Mu saja aku bingung kelabakan mencari waktu... Astaghfirullah..

Al-hasil: Setiap kali laporan selalu saja muncul dag dig dug gak karuan karena belum hafal,.., hiiyyyaaa... Apalagi kalo sudah tau ketinggalan sama yang lain. Mak deg jleb...

Aku tau Engkau sudah memberikan aku karunia otak yang cerdas. Tapi, lagi-lagi karena aku terlalu 'sibuk' sehingga tak ku manfaatkan itu dengan sebaik-baiknya.

Ya Allah, aku ingin sekali menyalahkan makhluk-Mu yang bernama syetan, tapi... gak lucu banget kan kalo udah kayak gini aja nyalahin mereka, padahal ini karena memang aku yang memilih mau-mau saja dibodohi oleh mereka.

Ya Allah, Mudahkanlah... Lapangkanlah... Ajarkan aku agar aku bisa BERSYUKUR lebih baik daripada hari ini dan sebelumnya... Bersyukur dengan memaksimalkan segala sesuatu yang sudah Engkau karuniakan kepadaku Ya Rabb...

Jika memang banyak sekali batu sandungan disana dan disini, maka bukakanlah MATA hati ini sehingga bisa senantiasa menghindari setiap batu yang menjadi penghalang itu.

Jauhkanlah aku dari sifat kufur dan takabur di saat Engkau memberikan kemudahan di setiap langkah ini.

Ya Allah, walaupun ini susah, walaupun ini akan membuatku payah, bantulah aku Ya Rabb, kuatkan aku... hingga aku kembali kepada-Mu. Kembali dengan sebuah senyuman dariku dan dari-Mu... Lalu aku memberikan kertas setoran hafalanku kepada-Mu dan Engkau memberiku sebuah penghargaan karenanya. Penghargaan yang sama dengan orang-orang yang lebih dulu menghafal Al-Qur'an. Penghargaan yang sama terhadap orang-orang yang juga berusaha menghafalkan Al-Qur'an.

Atas kemurniannya yang selalu terjaga, atas mukjizat yang telah dibuktikannya, atas ilmu yang telah tertulis di dalamnya... Terima kasih Ya Rabb Engkau memberikan petunjuk ini bagi kami...

Yang aku yakini hingga detik ini, bahkan hingga mati: semua perjuangan dan susah payah pasti akan dibayar LUNAS oleh-Mu kelak... ^^b

"STEMPEL" spesial dari Allah:

Rabu, 15 Februari 2012

Istimewanya Jari Manis

PRAKTIKUM SINGKAT, Buktikan!!!
1. Satukan kedua tangan (menggenggam satu sama lain)
2. Tes pertama, Satukan ibu jari kanan dan kiri, lalu gerakkn memisah (kanan k kanan,kiri ke kiri) bisa?
3. Satukan
 telunjuk, lakukan hal yg sama dg sebelumnya, bisa?

4. Satukan jari tengah, lakukan hal yg sama, bisa?
5. Satukan kelingking, lakukan hal yg sama, bisa?

6. Satukan jari manis, lakukan hal yg sama, bisa?
-->dr kelima praktikum di atas yg jwbanx tidak bisa pasti hanya no.6...itulah alasan mengapa cincin pernikahan dpakai d jari manis, sbg simbol harapan cinta yg abadi krn Allah ^^



contoh peragaan tangan

Selamat Mencoba

Thanks for this inspiration Mpok Ipeh (Rizfa Amalia - Sastra Arab UI 2008)

Ghasab Berjama'ah

Sebuah fenomena menarik ketika ada kejadian ini. Tapi sebelumnya, Ghasab itu apa sih? Gak usah rempong alias repot dah... Ghasab itu meminjam sesuatu milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. Sederhananya begitu, walaupun banyak sekali definisi-definisi ghasab yang lebih kompleks/berat. Mudah-mudah an bisa lebih ringan dengan aku bahasakan demikian. Terus boleh gak? Hematnya, gak boleh. Lho koq bisa, Sama ya dengan mencuri? Beda... kalo mencuri barangnya gak dikembalikan lagi, kalo ghasab kan pinjam tanpa izin, jadi yo dibalikin. Yo gak dosa dunk??? Tetap dosa lah, apalagi kalo si yang punya gak rela... hayoo??? *ups..iya.ya...

Back to the topic, Ghasab koq berjamaah? iya... hal ini bisa terjadi ketika kita berkumpul dalam satu kontrak, satu asrama, satu kos. Caranya? Langsung saja di studi kasus. Misal aku nih ngontrak bareng temen-temen. Terus aku mau keluar untuk beli makan. Karena males cari sandalku di rak, aku pake sandal si A yang sudah ada di depan pintu. Nah, sebelum aku balik ternyata si A ada perlu mau nganterin tugas ke kos an temennya. Dia cari sandalnya gak ada. Karena terburu-buru, dia pake sandal B yang juga ada di depan pintu. Ketika si A pergi, si B juga mau pergi. Sama dengan aku dan si A, si B akhirnya pake sandalnya si C. Begitu seterusnya. Hingga giliran Z, dia mau pergi ke masjid. Eh, ternyata sandalnya sudah gak ada. Karena dia punya prinsip tidak mau ghasab, akhirnya dia pergi ke masjid tanpa sandal alias NYEKER MEN... (sebentar sebelum diteruskan, kontrak an e luassss banget yo? yang ngontrak dari A-Z e... haha, gak apa yang penting esensinya)

Kalo sudah gitu kan ghasab berjama'ah namanya. Lalu, kalo si Z marah, dia gak rela, karena merasa didzolimi, akhirnya dia berdoa karena salah satu doa yang mustajab adalah doanya orang yg didzolimi. Kalo si Z berdoa mendapat istri yang sholehah dan bisa menjadi bidadarinya di dunia dan di surga gitu gak apa, lha kalo dia mendoakan yang ngambil sandalnya dengan doa yg buruk gimana? na'udzubillah...

oleh karena itu,,,kawan-kawan yang masih terbiasa... apapun itu, sandal lah, penghapus lah, pulpen lah, alat mandi lah, dsb... terutama yang ngontrak, ng'kos, atau asrama perlu waspada akan bahaya ghasab dan penyakit ghasab berjama'ah ini. Masak iya, harus merantai sandal segala agar tidak dighasab? hehehe
oya termasuk kalo kita nemu barang yang bukan milik kita tiba-tiba nyasar di kamar, misal: ada baju atau laptop temen yg ketinggalan di kamar kita, yo ojok langsung dipake rek,,,tapi langsung dikembalikan, kalo emank mau pinjam ya izin dulu.. begitu masbro n mbaksist...

sebuah penggalan hadist shahih yang diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Imam Muslim dari shahabat Anas ibnu Malik -ra- “laa yu’minu ahadukum hatta yuhibba liakhiihi maa yuhibbu linafsihi” yang artinya kurang lebih “Belum benar-benar beriman salah seorang diantara kamu sampai dia mampu mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu untuk dirinya sendiri”. Nah, kalo sudah tahu begitu... masak mau menciderai 'cinta' hanya dengan ghasab? inti nya kalo tidak mau dicurangi, dighasab i, ya gak boleh curang dan ghasab juga dunk.

Menurut surat An-Nisa:29 --> "Hai orang-orang yang beriman, janglah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu, Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."

Sepenggal hadist lagi, *semoga tidak salah mengambil hadist
“Harta seorang muslim haram dipergunakan oleh muslim lainnya, tanpa kerelaan hati pemiliknya" (HR.Daruquthni dari Anas bin Malik)

oke..semoga bisa menjadi cermin untuk kita bercermin pada diri kita. Semoga bermanfaat.

Realisasi Resholusi 2012

HASIL DARI POST TANGGAL 19 Desember 2011 ini....

1. Proposal Bisnis Plan terlaksana
    Beberapa bulan lalu dapat modal, namun masih belum berani ambil karena masih ragu dalam menjalankan ide bisnis yang ada disana. Deadline 31 Desember 2011 proposal kelar dan 1 Januari 2012 bisa running.
--> realisasi: tertunda hingga waktu yang tidak ditentukan

2. IP >= 3,5
    4 semester sebelumnya masih di bawah standar, IP semester 5 dan 6 minimal harus 3,5. Sengaja gak matok lebih tinggi karena ini bukan fokus utamanya, hehehe
--> realisasi: IP semester 5 = 3,05

3. NOW mendapat 25 partner kerja
    Perapian dan penyusunan pondasi awal memang sungguh berat, namun perjalanan yang diiringi semangat serta positif thinking akan memudahkan dalam peraihan hal-hal yang diinginkan. Ini adalah hobiku dan bisnisku. Go!

4. ITC punya banyak project
    Awal yang baik di tahun 2011, tinggal istiqomah dan melewati masa-masa kritis dalam cobaan komitmen.

5. TRB 1 dapat nilai A
    Tugas besar satu ini, hmmm.....seriusaaan...
--> realisasi: nilai TRB1 = AB

6. Kerja Praktek di Jakarta
    Mencari orang dan pengalaman yang mencerahkan...hehehe

7. TRB 2 juga dapat A

8. Himatekla punya desa binaan yang 'terbina'
    Selama perjalanan susah memang, perjalanan dari satu desa ke desa yang lain, semoga di desa kali ini kami himatekla menemukan jodohnya, Ya Rabb mudahkan kami dalam memberikan kontribusi.
--> realisasi: on progress

9. OCEANO 2012 menguntungkan semua pihak
    Kalo kemarin defisit, tahun ini harus surplus. Kalo kemarin ROV menggebrak, tahun ini mengguncang nasional. Kalo kemarin mencari, pasca tahun ini OCEANO dicari.

10. L-29 lahir dengan kondisi terbaiknya
      Proses pengaderan yang penuh canda tawa, penuh air mata, penuh kenangan, penuh cinta, penuh arti, penuh harapan, penuh doa, penuh cita-cita... Ridhoi lah RabbQ...
--> tanggal 26 Februari 2012 mereka kami sambut secara resmi di air terjun Ndlundung, Trawas, Mojokerto

11. LPJ Himatekla 11.12 SUKSES dan berbekas penuh makna

12. Perubahan nuansa di jurusan tercinta
      Speechless... Mewarnai tanpa harus terwarnai...

13. Kader Bahrul 'Ilmi meningkat 2x lipat
      Wah, kalo ini sumber kekuatan utama ini... bismillah...

14. Hafal juz 29-30



16. Sekolah Peradaban
      Sekolah Peradaban kembali berjalan dengan berjuta harapan dan impian. Di tangan kita masa depan bangsa!
--> realisasi: on progress

17. Bisa ngontrak rumah sendiri

18. Menikah
      Ada yang bilang terlalu cepat, ada yang bilang terburu-buru, ada yang bilang hanya bualan, ada yang bilang gak mungkin, ada pula yang bilang pasti bisa diwujudkan... Wallohua'lam... ibu sudah mengizinkan, dan bapak juga [walaupun hanya lewat mimpi bertemu bapak]. Semoga diberikan kondisi dan keadaan yang terbaik.

19. Selesai menulis 1 buku
      Walaupun berat, namun tak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

20. Ikut LKMM TL
      impian untuk menjadi alumni LKMM sudah di depan mata.

21. kuasai Autopipe
      software yang mungkin sangat diperlukan nantinya..

22. Donatur Patriot
      Patriot yang jalannya sangat panjang, somoga dapat bertahan.
--> realisasi: alhamdulillah... semoga tahun berikutnya bisa lagi

23. Mengadakan pelatihan character building di Nganjuk
      Ayo kontribusi nyata pada kota kita...

24. Bikin Karya Tulis
      Ini ni yang cukup berat dalam hidup, menulis karya ilmiah bagaikan menulis di atas batuan yang keras dengan menggunakan lidi. *ah lebay.. bismillah...

25. Ikut pelatihan dan sertifikasi hypnosis

26. Ikut pelatihan kemenpora RI (lagi)

27. Punya koleksi 30 buku pribadi
--> sekarang sudah 9 buku

28. Membaca 20 buku
      Pasti maksa, tapi ini harus.. ^^b

29. Bertemu dan berkomunikasi dengan 5 tokoh nasional

30. Menguasai minimal 1 bahasa asing.

31. 3 besar MAWAPRES Jurusan
--> realisasi: alhamdulillah mawapres 3 jurusan

32. FIM
      Biar tambah maknyus pelatihannya ikut an ini juga ah...


*Wah..masih mikir lagi lainnya... hehehe

Sabtu, 11 Februari 2012

Untaian Doa di dalam Jiwa

semoga Allah menjaga hatiku dan hatinya untuk tetap berjalan di jalan-Nya...
sungguh tiada yang mengetahui dunia beserta isinya lebih baik daripada Engkau ya Rabb...
jika dia memang merasa apa yang aku rasa, semoga Engkau memunculkan keyakinan dalam hatinya bahwa aku akan menjemputnya, layaknya keyakinan yang sekarang juga sedang aku mantapkan...

*dari kejauhan ada yang "ehm! ehm!" --> dasar anak muda --> tapi boleh juga doanya, gak ada yang salah dengan doa dan harapan itu... =D

Rabu, 01 Februari 2012

Tentang Rencana DIA

Skenario Allah memang sungguh unik. Tak ada yang bisa menebak bagaimana alur yang telah direncanakan Allah kepada hamba-nya. Terkadang skenario itu terasa begitu berat dan menyakitkan. Terkadang terasa sungguh menyiksa. Terkadang pula terasa sangat mudah dan membuat kita tersenyum bahagia. Sekali lagi tak ada yang bisa menebak apa yang dia rencanakan untuk hamba-Nya. Hanya satu yang bisa ditebak, "Rencana Allah Selalu Indah".

*****

"Kamu ini kenapa sih dek? Dia itu pria yang baik. Mengapa engkau menolaknya?" tanya Indah kepada adiknya, Ita.
"Ndak tau mbak, masih belum sreg aja." jawab Ita polos.
"Kamu itu memang susah dek..." sahut Indah sambil pergi meninggalkan adiknya sendiri di kamar 3x3 itu.

Ita merenungi apa yang tadi sore dia alami dan keputusan apa yang dia ambil. Sore tadi ada seorang pria yang menyatakan cinta kepadanya, Bagus, seorang sopir di sebuah pabrik. Namun Ita menolaknya begitu saja, padahal Bagus sudah menunggu di depan pintu pabrik sabun tempat dia bekerja berjam-jam. Dia memandangi lampu kamarnya yang redup, dan mengadu kepada Tuhannya. Walaupun dia masih belum terlalu paham bagaimana cara mengadu yang tepat. Ita memang tidak terlalu paham dengan agama yang sekarang dia yakini, yang dia tahu hatinya bergetar dan kemudian membimbing bibirnya bergeming mengucap asma Allah yang biasa dia dengar di surau dekat rumahnya.

Beberapa bulan berlalu. Bagus datang lagi ke Ita dengan segenap keyakinan yang telah dibangunnya kembali untuk mendapatkan hati gadis pujaannya itu. Dia memakai hem lengan pendek dengan celana jeans yang sudah sedikit lusuh warnanya. Jam tangan tua melingkar di tangannya yang gelap. Dia mengajak Ita untuk minum es degan di dekat pabrik tempat mereka bekerja. Setelah sekian lama terdiam membisu berdua, akhirnya Bagus memulai pembicaraan dengan Ita.

"Ta, apa kamu sudah punya pacar?" tanyanya halus.
"Belum." Jawab Ita singkat.
"Lalu, ......." tiba-tiba Bagus kik-kuk, bingung mau berkata apa.
"Apa Gus?" tanya Ita polos.
"Kenapa kamu dulu tidak mau menerimaku?" lanjut Bagus memberanikan diri.
"Ndak tau." kata Ita
"Oke, sekarang a a paa... ka ka mu u mau me me nerimaa cinta ku?" tanya Bagus dengan lidah yang sangat kaku
"......." Ita memandang Bagus
Bagus hanya tertunduk lesu, seakan tenaga ntuk mengatakan cintanya tadi jauh lebih berat dari benda-benda besar yang diangkat truknya setiap hari.
"Maaf Gus, aku ndak bisa." kata Ita perlahan.

Tiba-tiba dua daun kering jatuh di hadapan Bagus. Dia menatap pekat daun itu. Hatinya remuk, namun tetap berusaha menghibur sekuat tenaga, "Mungkin bukan dia yang dijodohkan Allah kepadaku. Namun, kenapa perasaan dan firasatku begitu kuat kepadanya? Begitu juga firasat mbak Indah dan teman-teman pabrik lainnya. Wallohua'lam..." Kemudian Bagus mangajak Ita untuk segera pulang. Berjalan berdua beriringan, namun bagi Bagus tetap saja merasa seperti ada tembok besar panjang yang menghalangi di antara keduanya.

*****

Suatu pagi ketika berangkat kerja, bagus bertemu dengan Indah. Mereka berbincang singkat dan kemudian langsung berpisah. Indah memberikan saran kepada Bagus untuk langsung melamar saja si Ita, agar Ita tidak meragukan lagi cinta Bagus kepadanya. Bagus pun menyanggupinya. Dia berniat menemui Ita sore itu juga.

"Ta, walaupun kamu sudah mengatakan tidak 2 kali kepadaku, aku masih ingin mengatakan hal ini kepadamu." Bagus memulai percakapan di warung es degan tempat mereka bertemu beberapa waktu yang lalu.
"Aku ndak bisa Gus... ndak tau kenapa?" jawab Ita sambil menunduk
"Pertanyaannya kenapa kamu gak bisa Ta? Oke, kali ini aku ingin melamarmu menjadi istriku." lanjut Bagus serius.
Bagai tersambar petir, Ita tersentak mendengar perkataan Bagus barusan hingga gelas nya hampir saja jatuh.
"Aku ingin menggenapkan separuh agamaku Ta. Aku ingin menemukan tulang rusukku. Aku ingin... " belum selesai Bagus melanjutkan usahanya untuk berbicara... Ita memotong.
"Iya...aku mau." jawab Ita singkat. Air matanya sudah berada di pelupuk mata. Hampir saja membanjiri pipinya. Dia masih tidak tahu apa yang dia lakukan sekarang. jawaban iya darinya bukanlah sebuah jawaban yang dia harapkan akan keluar, namun entah kenapa hanya jawaban itu yang ada di dalam pikirannya setelah mendengar perkataan Bagus tentang separuh agama, tulang rusuk, dan lain sebagainya.
"Sungguh?" tanya Bagus tak percaya.
Ita mengangguk perlahan.

*****

Hari-hari menjelang pernikahan, Bagus dan Ita sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang ada. Berkas-berkas yang dibawa ke KUA, prosedur yang harus dijalani, persiapan walimah, dan lain sebagainya. Bagus dan Ita pergi ke KUA untuk mengurus berkas-berkasnya. Setelah mendapatkan beberapa pertanyaan kemudian mereka dipersilakan untuk pulang.

Hari-hari bahagia bagi Bagus. Perjuangannya selama ini telah membuahkan hasil. Dia menjalani aktivitasnya dengan penuh semangat, kali ini dengan semangat yang berbeda karena lembaran hidup yang baru sudah menantinya. Dia berencana mengajak pulang Ita ke rumahnya setelah mereka bekerja. Dia ingin lebih mendekatkan orang tua dan adik-adiknya kepada Ita, calon istrinya. Setelah mereka menyelesaikan tugasnya masing-masing di pabriknya mereka bergegas pergi ke terminal. Rumah Bagus 3 jam perjalanan dari rumah Ita, cukup jauh sehingga mereka harus naik bus. Sampai di rumah, Bagus dan Ita segera bersalaman dengan orang tua Bagus. Tak lama berbincang dengan calom mertuanya, Ita izin pergi ke kamar untuk menaruh barang-barang bawaanya. Bagus mengantarnya ke kamarnya. Tak ada kamar lain memang di rumah Bagus yang masih kosong. Semua kamar sudah penuh, sehingga Bagus harus mempersilakan Ita untuk menempati kamarnya. Mereka duduk di atas tempat tidur, karena memang kamar Bagus tidak cukup luas, hanya cukup diisi satu dipan dan satu lemari. Mereka berbincang dan entah angin apa yang membuat mereka merasakan kantuk yang sangat luar biasa, hingga akhirnya mereka tertidur.

Hingga ayam-ayam mulai berkokok, surau-surau mulai mengumandangkan puji-pujian. Bagus terbangun dan melihat Ita masih tertidur pulas. Mungkin masih capek. Dia menginggalkan Ita pergi ke surau. Dia ersimpuh di hadapan Allah dengan segenap rasa syukur yang memenuhi ruangan di dadanya. Akhirnya orang yang selama ini dia tunggu-tunggu mau menerima lamarannya. Walaupun sudah 2 kali dia tertolak.

*****

Ita kebingungan ketika mendapat surat dari KUA. Berkas-berkas yang telah mereka urus sudah jadi, namun ada yang menggoncangkan hati Ita. Dia membaca di dalam berkas itu ada tulisan yang menyatakan bahwa dia hamil. Dia mengingat-ingat, adakah yang salah dari jawaban-jawaban dia dulu. Mungkin ini karena ketidaktahuannya, karena keluguannya, dia bukan orang yang pandai, hanya seorang buruh pabrik. Bahkan, mengenal Tuhannya saja dia masih kesusahan. Tak lama, surat-surat itu berpindah ke tangan Bagus. Tidak kalah kagetnya dia ketika mengetahui sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa calon istrinya telah hamil. Hatinya benar-benar hancur. Dia pergi meninggalkan Ita sendiri yang masih kebingungan hingga Ita tak kuasa lagi menahan isak tangisnya. Ita hanya bisa melihat Bagus berjalan pergi meninggalkannya perlahan. Tak ada yang bisa diperbuatnya kecuali menangis. Dia memikirkan bagaimana nasib keluarganya nanti. Undangan sudah tersebar, namun apa kata para tetangga dan orang yang diundang ketika mereka tahu pernikahannya dibatalkan karena Ita hamil. Semakin deras saja air mata Ita yang mengalir.

*****

Langkah Bagus gontai, dia benar-benar tersulut amarah yang luar biasa. Dia tidak habis pikr kenapa Ita tega membohonginya. Dia menerka-nerka, mungkin ini yang membuat dia tiba-tiba menerimanya setelah dua kali menolaknya. Dia menerimanya karena dia tidak mau anak dalam kandungannya tidak memiliki seorang bapak. Setan terus membisiskkan api-api di dalam hati dan terus mengalir panas dalam nadinya. Dia semakin merasa dunia ini pecah belah saat bapaknya juga menyalahkan.

"Bagaimana bisa hal itu tidak mungkin? Lha ketika di rumah saja kalian sudah berani tidur berdua di kamar? Padahal dia belum menjadi istrimu, sengaja bapak dan ibu dulu diam untuk menjaga hati kalian." 
"Tapi kami tidak melakukan apapun Pak, kami hanya capek lalu ketiduran."
".........."

Bagus hanya bisa meratap dan mengadukan semua keluhannya kepada sang Rabb, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Adil, Yang Maha Segalanya. Memang sebuah obat mujarab ketika seorang hamba sedang ditimpa masalah/cobaanadalah hanya menyandarkan harapan kepada Rabbnya, bukan kepada makhluk lainnya. Dia tidak tahu apakah dia akan melanjutkan pernikahan ini atau tidak. Dia terlelap setelah menyungkurkan wajahnya dalam sholat tahajud dan sholat istikharahnya.

Di tempat lain, Ita segera menelusuri ada dimana letak kesalahannya. Dia baru teringat saat petugas bertanya kepadanya sudah terlambat datang bulan berapa lama, namun dia menjawab dengan santai sekian hari, karena memang pada waktu itu dia memang sedang terlambat datang bulan. Dia sempat merasa aneh dengan pertanyaan itu, namun dia segera teringat cerita teman-temannya yang mengatakan bahwa terkadang petugas itu suka bertanya hal yang aneh-aneh. Ita bertanya kepada petugas dan petugas itu mengatakan surat dokter yang dia terima memang menyatakan bahawa Ita sedang hamil. Maka bergegas Ita melangkahkan kaki ke tempat dokter dimana dia periksa kesehatan. Disana dia menanyakan hasil dan ternyata dokter tersbut salah memberikan hasil di surat keterangan Ita. Secercah cahaya sudah muncul. Ita senang ternyata hasilnya salah. Namun, dia bingung apakah Bagus masih mau kembali bersamanya? Ita sangat lugu, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia berpikir Bagus tidak akan terima apapun alasannya, bahkan Ita berpikir mungkin Bagus tidak akan kembali menjemputnya lagi.

*****

Keesokan harinya pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Terdengar salam dari luar, suaranya tidak asing lagi bagi orang-orang di rumah Ita. Ya, Bagus datang kembali ke rumah Ita. Senyum Ita mengembang, tak menyangka pemuda itu masih saja tegar datang kembali ke rumahnya setekah ada badai yang menrjang. Perlahan hati Ita bersyukur, hati Ita benar-benar telah luluh, kini dia berdoa dalam hati, semoga orang ini adalah orang yang tepat. Orang yang dikirim Allah untuk menjadikan dia kenal dengan Tuhannya, menjadikan dia pahamakan agamanya, menjadikan keluarga dan anak-anak yang sholeh untuknya.

"Ita, aku ingin mengajakmu ke KUA lagi sekarang. Aku masih belum yakin dengan tulisan kemarin. Mungkin ada yang salah." Kata Bagus memulai pembicaraan.
"Tidak perlu..." jawab Ita singkat.
"Kenapa?" Tanya Bagus penasaran.
"Aku sudah tahu jawabannya, lebih baik kita langsung ke tempat dokter dimana aku periksa saja." kata Ita
"oke, ayo.." sahut Bagus.

Sesampainya di tempat praktek dokter, Bagus dijelaskan oleh sang Dokter bahwa kemarin murni kesalahan dia. Sang dokter mengatakan bahwa Ita sebenarnya tidak hamil. Jika memang Ita ini hamil, sang dokter bersedia dituntut karena telah memberikan keterangan palsu.

Senyum Bagus terkembang, semangatnya kembali lagi. Sesegera mungkin dia menghubungi orang tuanya untuk memberitahukan kabar bahagia ini. Tak kalah senangnya Ita. Dia benar-benar merasa nyaman dengan kehadiran Bagus. Ketegaran dalam menanti dan kelapangan dada Bagus benar-benar telah membuat hati Ita lemas, sehingga tak ada kata lain selain ikhlas untuk menerima pinangan dari Bagus.

*****


Di ujung jalan, di bawah pepohonan di samping rumah baru mereka di desa, Bagus dan Ita mengingat masa lalu mereka. Bersyukur betapa hebat rencana Allah. Kini mereka telah dikaruniai 2 orang anak. Sebuah perjalanan cinta yang cukup mengesankan. Mereka mengingat cerita ini ketika salah seorang anak mereka bertanya, "Bagaimana masa-masa pacaran Ibu dan Bapak?"

"PACARAN???" No, tidak ada pacaran dulu. Bagus dan Ita langsung menikah tanpa ada proses pacaran sebelumnya. Sebuah jalan kebenaran yang mungkin diberikan khusus oleh Allah kepada Ita yang memang masih belum paham secara dalam agamanya pada waktu itu. Dan kepada Bagus sehingga dia bisa berada pada jalan yang benar lepas dari dia sudah paham atau belum pada waktu itu.

Lalu, kenapa masih banyak yang meragukan sebuah pernikahan tanpa proses pacaran sebelumnya? Padahal sudah jelas sangat banyak fakta yang membuktikan banyak juga pernikahan yang tidak langgeng walaupun mereka sudah pacaran bertahun-tahun sebelumnya. Apa yang mereka cari? Hati-hati pada jebakan batman, upss... jebakan nafsu belaka. Terutama dan lebih khusus bagi kita yang sudah paham, ini adalah pilihan. Pada dasarnya, jodoh kita sudah tertulis di lauhl mahfudz. Pilihannya ada di cara kita menjemput dia, mau cara yang diridhoi Allah atau tidak. Wallohua'lam bishshowab...

Sebuah cerpen terinspirasi dari kisah nyata, tak banyak yang diubah karena skenario yang dibuat Allah sudah sempurna, sesempurna manusia yang telah dia ciptakan untuk beribadah kepada-Nya. "Rencana Allah Selalu Indah"

**#####**

Selasa, 31 Januari 2012

Mari Berbenah...

bismillah...

Menjadi sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda memang tidak gampang... Menjadi sesuatu yang kemudian diharapkan banyak orang ternyata juga tidak gampang... Menentukan sebuah pilihan untuk masa depan ternyata juga tidak gampang...

Terkadang itu semua akan menjadi beban yang sungguh tidak terkira... ingin rasanya menjauhkan diri dari peredaran, kemudian memaksimalkan hal-hal yang bisa kita berikan ala kita saja...

begitu juga yang terjadi pada diri ini... detik ini, engkau menang atas izin Allah... namun atas izin Allah pula, tunggulah saat-saat kemenangan diri dengan syukur yang tidak terkira...

Senin, 16 Januari 2012

Jujur? Siapa Takut?!


Pernah melihat air yang jernih semacam itu sahabat? segar sekali sepertinya, namun ada yang jauh lebih segar dibandingkan itu, yakni mewarnai kehidupan kita dengan sebuah kejujuran.

Aku punya sebuah cerita, pengalaman berharga yang Allah berikan untuk dijadikan sebuah pelajaran. Tidak hanya bagiku tapi juga bagi kawan-kawan sekalian. Ini berbicara tentang sebuah kejujuran dan keyakinan kepada Allah untuk membalas kejujuran yang telah dilakukan.

Pengalaman ini baru SATU dari sekian banyak pengalaman yang aku punya tentang sebuah kejujuran. Selama ini kita pasti INGIN melakukannya, tapi entah kenapa kita ENGGAN melakukannya, BUKAN tidak bisa.

Sebuah hal yang sangat wajar ketika seseorang memiliki kelebihan namun juga memiliki kekurangan. Nah ini sebuah hal yang sangat lemah bagiku, yaitu menghafal. Baik ketika masih duduk di bangku sekolah dan sekarang duduk di bangku kuliah, mata pelajaran dan mata kuliah yang biasanya mendapat nilai "pas-pas an" adalah yang berhubungan dengan hafalan.

Sebuah cerita yang sangat dramatis, ketika aku masuk kelas IPA waktu SMA. ada satu pelajaran yang menjadi momok bagiku, yakni Biologi, bagaimana tidak? ini pelajaran banyak menghafal meen... coba Matematika, Kimia, Fisika... hmMm... ciaaat.... LIBAS habis...!

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Menginjak kelas XII, itu artinya sebentar lagi aku UAN. Waooow.. sudah bisa ditebak, apa yang menjadikanku dag dig dug der... yups... BIOLOGI... oh My God, ya'apa iki Bilogiku?!

Pagi itu, seperti biasa aku melangkahkan kaki dengan yakin sedikit maksa rasa "yakin"nya. Setelah sehari sebelumnya belajar dan bermunajat semaksimalnya kepada Allah. Aku memasuki kelas yang tampak lebih bersih dari sebelumnya, lebih rapi dari bisanya. Angin dingin kota itu bersemilir, membuat hati semakin tak menentu. Tteettt.... Tteeeet.... Tteeeeetttt.... bel tanda ujian dimulai. Pengawas membagikan LJK dan Soal. Bismillah.... aku mulai mengisi LJK terlebih dahulu, perlahan aku warnai bundaran-bundaran hitam berisi identitas diri. Setelah selesai semua, bismillah.... aku buka perlahan naskah soal biologiku. Seperti biasanya aku lihat jumlah soalnya. Waouw... 40 soal! Oke, akan saya kerjakan...

Jarum jam terus berdetak, sekian menit telah aku lalui. Aku kerjakan soal-soal yang aku anggap mudah. Aku melewati soal-soal yang aku anggap sulit. Subhanallah...cepat sekali aku sampai di lembar akhir. Ketika aku periksa lagi jawabanku... jiaaach.... ternyata hanya 11 (kalo tidak 12 soal) yang sudah aku jawab. Pantes cepet banget ngerjainnya. Otakku berpikir, aku ulang-ulang lagi soal-soal yang yang belum aku jawab, dan hasilnya.... BLANK! aku masih belum bisa menemukan jawabannya.

Teringat batas minimal nilai, aku harus mencapai minimal nilai 4,25. Sedangkan yang sudah aku jawab, belum sampai separo.. bahkan masih jauh dari separo... itupun belum tau benar/salahnya. Aku mulai gundah. Namun alhamdulillah, sejak SD aku diajarkan oleh bapak dan ibu guruku untuk senantiasa berdoa ketika menghadapi kesulitan termasuk kesulitan saat ujian. Sejak SD aku didoktrin untuk anti mencontek. Al hasil...ingatan dari memoriku itu semakin membuatku gundah. Bagaimana tidak, itu artinya dengan kondisi aku baru mengerjakan sedikit jawaban dari 40 soal aku tidak tahu harus berbuat apa, ANTI CURANG mameen... Ditambah lagi kawan kanan-kiriku sudah mulai bergerak, menoleh, tanda kecurangan-kecurangan sudah dimulai. Di tengah keadaan seperti itu, aku tetap berniat untuk bertahan JUJUR. Tiba-tiba teringat lagi bahwa aku sudah diterima di ITS lewat PMDK reguler, gak lucu banget kan kalo aku gagal masuk ITS gara-gara gak lulus ujian dan itu karena satu mata pelajaran?? ALLAH.... hatiku berteriak...

Aku menundukkan kepala, terus mengucap sholawat dan doa. Aku takut membuat orang tuaku kecewa, tapi aku lebih takut membuat Allah kecewa. Aku larut dalam sholawat dan doa hingga akhirnya... PLUK...  ada secuil kertas jatuh di depanku... sempat terekam olehku 4-5 jawaban, kebetulan kemampuan visualku baik jadi gampang banget merekam. Lantas tidak berlama-lama aku dengan kertas itu, hanya sekian detik saja hingga akhirnya kertas itu sudah aku pindahtangankan. Tetap, aku tidak mau melakukan kecurangan. Pikiranku berkecamuk lagi, bagaimana dengan 4-5 jawaban tadi??? Aku terlanjur tahu, astaghfirullah... lalu aku baca soal-soal yang sudah aku tahu jawaban dari kertas tadi dan ternyata aku ingat bahwa memang itulah jawabannya. Yasudah..aku menghibur diri, mungkin itu salah satu bentuk pertolongan Allah, kan tidak sengaja terekamnya jawaban tadi. Setelah itu aku lihat lagi jumlah soal yang sudah aku kerjakan. Tetap belum mencapai separuhnya...

........Pengawas sudah menginagtkan bahwa waktu sudah hampir habis. Lalu aku mantapkan hati, aku baca lagi soal-soal itu. Ibarat orang yang mendapat ilham, walaupun tidak tahu jawaban pastinya, mana yang membuat hatiku sreg itu yang aku lingkari... dan sekejap...LJK ku sudah penuh. Alhamdulillah...

Ttteeett...Ttteeeettt....Ttteeeett.... Bel tanda ujian telah usai sudah berbunyi. Aku keluar ruangan dengan gontai, lesu, ingin sekali berteriak dan menangis sekeras-kerasnya pada waktu itu. Terbayang selalu LJK ku yg tadinya kosong kemudian tiba-tiba penuh karena aji 'pengawuran'ku. Terbayang pula angka "4,25", terbayang juga kampus "ITS" yang sudah aku punya. Ah, entah pa yang akan terjadi nanti, aku pasrahkan semua pada Allah. Lalu aku teringat kejadian-kejadian yang telah lalu, seringkali Allah memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang benar-benar BENAR. Dan itu sangat MUDAH bagi-Nya. Aku berharap ada keajaiban, paling tidak nilaiku 5 atau 6 sajalah... itu sudah cukup, yang penting aku lulus dan bisa kuliah di ITS.

Beberapa bulan kemudian, ketika hari pengumuman.... Aku mendapat sebuah amplop berisi nilai-nilai Ujian Akhir Nasional. Hatiku berdesir lagi kali ini... Kawan-kawan pasti tahu apa yang akan aku lakukan dan nilai apa yang pertama kali aku lihat? Ya, BIOLOGI.

LUUUAAARRRR BIIAAAASSAAAA, Tahu nilai BIOLOGI ku berapa di UAN??? bukan 4,25 bukan juga 5, bukan juga 6, 7, 8... Tahu berapa??? 9??? ouwww.. YA! ternyata nilai BIOLOGI ku "10" kawan... lebih baik dari nilai-nilai pelajaran lain dan yang telah aku perkirakan. Sebuah keajaiban yang jauh di luar dugaan. Mau bukti, akan aku tunjukkan nilai itu padamu!


Bagaimana??? Masih ragu dengan pertolongan Allah???
Hehehe..tiba-tiba teringat himbauanku kepada pengurus himpunan dan kawan-kawanku di musim ujian kemarin. Berantas korupsi sejak dini, galakkan gerakan kejujuran termasuk saat ujian. Jangan berteriak Anti korupsi jika sekarang masih ada tindak-tindak kecurangan termasuk saat ujian.

Menurut Erie Sudewo dalam bukunya "Best Practice Character Building Menuju Indonesa Lebih Baik", nilai JUJUR termasuk salah satu dari tiga karakter dasar yang harus dimiliki seseorang. So, tunggu apa lagi sekarang? Jauh lebih takut kita terhadap balasan-Nya di akhirat dibanding balasan-Nya yang ada di dunia. Benar gak? ^^b

Lihat berita ini, betapa sakit dan mirisnya hati ini ketika membaca berita tersebut. Mungkin sebagian dari kawan-kawan menganggap ini adalah hal yang 'masih bisa' dibenarkan, namun sekarang sebelum menyelesaikan bacaan ini, mari merenung sejenak, tanyakan pada diri kawan-kawan  semua, jawab dengan HATI, aku yakin jawaban yang keluar adalah itu mutlak 'tidak bisa' dibenarkan. begitu pula pendapat Prof Daniel M Rosyid, seorang guru besar ITS jurusan Teknik Kelautan yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim.

Yuk, perbaiki negeri ini dengan memperbaiki diri kita sendiri, mulai dari hal yang kecil semacam ini. Aku membayangkan jika semua orang berusaha memperbaiki dirinya masing dengan sebenar-benarnya BENAR, maka perubahan itu bukan lagi hanya sekedar harapan... so, Lakukan itu, start from NOW!

Best Regards
Sahabatmu: Arif Setiyono ^^
 
 
Blogger Templates